Alat Tolak Tarik
Ganco bisa dibuat di Balai Yasa dari bahan baja dengan proses tempa. Kehandalan alat torak tarik ini relatif rendah sehingga banyak kejadian rangkaian putus dalam perjalanan. Rangkaian putus terutama terjadi pada rangkaian kereta api barang dengan beban rangkaian yang relatif tinggi.
Pada bagian belakang dari kopler otomatis dipasang peredam dari karet sehingga benturan antara kendaraan dapat diredam. Bagian yang harus diganti pada periode tertentu hanya “cnucle”. Bagian lainnnya mendapat pemeliharaan pada saat kereta atau gerbong menjalani perawatan di Balai Yasa.
Untuk memudahkan penyambungan sehingga tidak diperlukan lagi tenaga manusia pada proses penyambungan dikembangkan alat tolak tarik otomatis tunggal. Pada alat tolak tarik ini disamping terjadi sambungan mekanis juga ada sambungan antara saluran udara dan listrik (untuk model yang ini belum ada fotonya). Pada alat tolak tarik ini pada sambungan juga tidak ada celah sehingga tidak terjadi hentakan pada arah maju dan mundur. Beberapa rangkaian kereta api di Indonesia juga sudah menggunakan alat tolak tarik tanpa celah.
Rantai Pengaman
Dengan digunakannya alat tolak tarik otomatis, kejadian rangkaian putus sudah sangat berkurang. Disamping itu dengan digunakannya rem udara tekan maka dampak buruk dari rangkaian putus sudah diselamatkan dengan pengereman yang otomatis terjadi setelah rangkaian putus.
Kecuali, jika rangkaian tersebut seperti pada contoh foto disamping kanan dimana pada kedua gerbong tidak memiliki selang penghubung untuk sistem rem udara tekan. Disini pengereman dilakukan secara manual yaitu oleh petugas rem atau yang biasa juga disebut dengan PLKA. Jika rangkaian ini ada yang terputus, maka bersiaplah gerbong yang tertinggal akan berjalan sendiri tanpa kendali. Hanya PLKA yang dapat menghentikannya, itupun jika ada petugas pada gerbong yang tertinggal. Namun untuk saat ini fungsi dari rantai pengaman sebenarnya sudah berkurang, dan pada angkutan batu bara di Sumatera Selatan karena gerbong harus diputar maka rantai pengaman ditiadakan.
Sambungan Pengereman
Sambungan ini harus kedap udara, karena tekanan udara 5 atm pada saluran utama tidak boleh bocor. Jika terjadi kebocoran dan produksi udara tekan dari lokomotif tidak bisa mengimbangi jumlah kebocoran, maka secara otomatis kereta api akan berhenti. Untuk mengetahui apakah sambungan pada pipa utama pada seluruh rangkaian sudah berfungsi dengan sempurna, sebelum rangkaian kereta api dioperasikan harus dilakukan uji pengereman.
Sambungan Listrik
Kebutuhan listrik pada kereta tergantung jenis kereta. Yang banyak membutuhkan listrik adalah kereta berpenyejuk udara. Untuk keperluan penerangan dan memutar kipas angin, kereta kelas ekonomi juga memerlukan listrik. Kereta bagasi juga memerlukan listrik walaupun lebih kecil. Lampu semboyan akhir rangkaian kereta api juga menggunakan listrik.
Panjang Rangkaian
Keunggulan kereta api adalah dapat mengangkut barang dan / atau orang dalam jumlah banyak. Kemungkinan mengangkut muatan dalam jumlah banyak dalam sekali jalan karena kereta dan / atau gerbong dapat disambung-sambung menjadi rangkaian kereta api yang panjang. Pada angkutan batu bara di Sumatera Selatan, panjang rangkaian kereta api mencapai lebih dari 600 m, dan di beberapa Negara bisa mencapai 1,5 km.
Panjang rangkaian kereta api yang bisa dioperasikan tergantung pada :
1. Jumlah muatan dan sifat angkutan
2. Panjang spur di stasiun
3. Kekuatan tarik lokomotif
4. kekuatan alat tolak tarik
Pada angkutan penumpang ada kebutuhan pelayanan yang lebih banyak sehingga hampir setiap saat bagi penumpang yang ingin bepergian tersedia jasa angkutan kereta api. Namun prinsip tersebut tidak mungkin dipenuhi kereta api seperti jasa angkutan taxi. Disamping itu jumlah penumpang tidak merata setiap waktu. Jam-jam tertentu penumpang lebih banyak dibanding jam lainnya. Pada angkutan disekitar dan dalam kota ada jam sibuk ketika banyak penumpang pergi ke tempat kerja dan pada saat penumpang pulang kerja. Panjang rangkaian yang harus disediakan disesuaikan dengan kebutuhan ini. Artinya rangkaian dibuat sepanjang mungkin sehingga pada jam sibuk semua penumpang dapat terangkut dan sesering mungkin sehingga waktu menunggu kereta api berikut tidak terlalu lama. Biasanya ada kompromi untuk memenuhi tuntutan ini. Pada jam sibuk dibuat rangkaian kereta api yang terpanjang sesuai dengan panjang spur di stasiun. Pada KRL Jabotabek rangkaian terpanjang terdiri dari 16 kereta (4 set) dalam satu rangkaian pada jam tidak sibuk panjang rangkaian dikurangi hingga 4 kereta (1 set) dalam satu rangkaian.
Pada angkutan barang, frekuensi perjalanan tidak penting. Jika antara dua kota dapat dilayani satu kali perjalanan kereta api barang setiap hari sudah memadai. Beberapa kota yang dapat dilayani dalam satu perjalanan maka gerbong yang melayani kota-kota tersebut dapat dirangkai menjadi satu rangkaian kereta api. Misalnya angkutan barang dari Jakarta dengan tujuan Yogyakarta, Solo, Madiun, Surabaya dan Banyuwangi dapat dilayani oleh satu rangkaian kereta api barang.
Pengaturan gerbong harus disesuaikan dengan urutan kota tujuan. Gerbong untuk kota tujuan terjauh diletakkan di belakang lokomotif dan diikuti gerbong untuk kota tujuan terjauh yang lebih dekat demikian seterusnya. Gerbong yang diletakkan pada akhir rangkaian adalah gerbong untuk kota tujuan terdekat yang dilayani.
Mengatasi kekurangan daya tarik lokomotif bisa digunakan lebih dari satu lokomotif yang penempatannya tergantung kebutuhan dan daya dukung jembatan. Yang paling mudah adalah dua lokomotif diletakkan di depan secara berurutan. Cara lain adalah menempatkan satu lokomotif di tengah atau di belakang rangkaian, cara kedua dapat dilakukan jika alat kendali jarak jauh bisa dioperasikan pada kabin lokomotif terdepan.
Batas kekuatan alat tolak tarik tidak bisa ditawar pada penempatan lokomotif menurut cara pertama. Pada penyusunan lokomotif cara kedua batas kekuatan alat perangkai tidak terlalu mutlak karena gaya tarik pada rangkaian berkurang dengan dengan adanya lokomotif di tengah atau di belakang. Namun cara ini mengandung resiko gerbong anjlok karena didorong dari belakang.
Kemampuan emplasemen menerima rangkaian kereta api barang dengan rangkaian panjang tetap harus diperhatikan karena kereta api tetap harus berhenti di stasiun dan seluruh panjang rangkaian harus berada di dalam batas yang aman pada salah satu spur.
Rangkaian Satu Kesatuan
Rangkaian kereta api harus menjadi satu kesatuan yang tidak boleh terputus selama rangkaian tersebut menjalankan tugasnya. Konsep tidak boleh terputus sejalan dengan cara pengoperasian kereta api berdasarkan jarak ruang. Petak jalan yang ditempati satu rangkaian kereta api harus segera ditinggalkan untuk memberikan kesempatan kereta api berikutnya menggunakan petak jalan tersebut. Pengertian dapat digunakan untuk kereta api berikutnya adalah semua bagian dari kereta api sebelumnya sudah meninggalkan petak jalan.
Untuk menghindari bahwa stasiun dan masinis tidak mengetahui bahwa ada bagian dari rangkaian yang tertinggal, diisyaratkan pada bagian paling belakang rangkaian kereta api untuk dipasang semboyan “Tanda Akhiran Kereta Api” atau lebih dikenal dengan sebutan “Semboyan 21”. PPKA harus melihat bahwa kereta api yang tiba atau berlalu pada stasiunnya mempunyai Semboyan 21 pada bagian belakang. Jika tidak tidak nampak semboyan tersebut berarti ada bagian rangkaian yang tertinggal pada petak jalan dan PPKA tidak boleh menyatakan bahwa petak jalan yang telah dilalui kereta api yang baru datang atau baru berlalu, sudah aman.
Berikut ini adalah contoh dari semboyan 21 :
Semboyan akhir rangkaian tentu sengaja diposisikan seperti ini agar memudahkan masinis untuk mengetahui dan merasakan ada kereta atau gerbong yang lepas, terlebih jika gerbong atau kereta yang putus hanya beberapa dari kereta atau gerbong paling belakang.
Dengan menggunakan rem udara tekan kebutuhan akan semboyan akhir rangkaian sebenarnya tidak lagi diperlukan karena masinis akan mengetahui jika rangkaian putus. Jika mekanisme rem udara tekan berfungsi dengan baik, pada saat rangkaian putus maka kedua bagian yang putus akan terhenti.
Darmawan “Teknologi Jalan Rel”
7 comments:
informasi yang sangat bagus, jadi banyak tahu tentang kereta..
Woow, jadi makin tahu tentang bagian dari kereta api. Trima kasih. :D
Mohon Tambah dong gambar dan informasi tentang alat perangkai dan interior kereta dong, termasuk yang di luar negeri.. Terima Kasih :)
Wah.. Terimaksih ya buat infonya.
Sangat membantu !
Mau tanya kira- kira dibagian kereta api alat apa yang manual trus bisa dijadikan otomatis?
Buat skripsi nih.. Mungkin ada yang mau share judul
very important information
thanks for share this article
Mantap mas jadi tambah pinter deh makasih
Post a Comment