Monday, December 22, 2008

Wagon Code

Tahukah anda bahwa kode gerobak barang sejak era SS hingga saat ini belum banyak mengalami perubahan, bahkan kondisi fisiknya-pun relatif sama seperti dulu. Hal ini dapat dilihat pada keterangan berikut foto-foto di bawah ini :

*Gerbong “G” (Gesloten) untuk memuat barang dan pintunya dapat ditutup.
*Gerbong “K” untuk memuat benda cair.
*Gerbong “P” (Plaat) untuk memuat barang yang bentuknya panjang.
*Gerbong “T” untuk memuat bahan bangunan yang atapnya dapat ditutup.
*Gerbong “V” (Vee) untuk memuat ternak.
*Gerbong “Y” untuk memuat bahan bangunan namun tanpa atap alias terbuka.
*Gerbong “Z” (Zand) untuk memuat pasir / bebatuan.

Note:
Masing-masing kode dibuat menjadi ganda jika gerbongnya memiliki 2 gandar dalam satu bogie, misalnya “PP”, “KK”.

Berikut ini beberapa foto yang dapat memperjelas fisik dari kode gerbong tersebut :

1. Kode “G”

GW pengangkut semen yang sedang berada di sekitar Roundhouse, Yogyakarta.














GL yang biasa mengangkut pupuk, namun sekarang digunakan untuk menyimpan drum-drum oli diloka pada dipo Jatinegara.















GR yang digunakan untuk mengangkut semen di Kutoarjo.














GR pengangkut pupuk di dalam bangunan Roundhouse.














GWru dengan tiga gandar yang digunakan untuk mengangkut semen di Banyuwangi, dimana saat ini gerbong dengan tiga gandar tersebut sudah menjadi barang langka.














GGW yang biasanya digunakan untuk angkutan barang cepat sedang di Cikampek.














GGW khusus untuk PT Pusri yang sedang bongkar muat di Purwokerto Timur.
















2. Kode “K”

KKBW kosongan di Pekalongan biasanya mengangkut batu balas / kricak.














KKBW kosongan di Tanjung Karang yang akan mengambil batubara.














KKRU pengangkut BBM di Cilacap.














KKW pengangkut BBM di Tegal.














KR yang biasanya membawa avtur sedang di Kutoarjo.















3. Kode “P”

PPCW yang memiliki dua model, yaitu dengan permukaan berbentuk rangka (khusus angkutan kontainer) dan permukaan datar penuh (lebih variatif muatannnya) seperti pada lanjutan foto di bawah ini:














PPCW yang diisi oleh muatan kontainer di Pasoso.














PPCW yang dimuat oleh batangan rel kereta api di Sentolo.















4. Kode “T”

TTW kosongan di Madiun















5. Kode “V”

VW kosongan di sekitar Cipinang, menjelang saat-saat terakhir dinasnya sebelum seluruhnya dirucat.
















6. Kode “Y”

YW sedang mengangkut kricak di Bangil.














YYW yang berisi pasir kwarsa di Gumilir.




















7. Kode “Z”

ZZOW kosongan yang sedang menanti tugasnya di Merak.














Selain kode tersebut, ada juga kode satu huruf yang terdapat di belakangnya. Satu huruf ini adalah menunjukkan sistem pengereman (abar) yang digunakan pada gerbong tersebut. Berikut ini beberapa contohnya ;
“W” : gerbong tersebut dilengkapi dengan peralatan rem udara tekan.
“R” : gerbong tersebut dilengkapi dengan peralatan abar tangan.
“L” : gerbong tersebut menggunakan abar hampa dan abar tangan.

Walaupun secara teori sudah ada ketentuan penggunaan untuk apakah nantinya gerbong tersebut akan diisi, namun pada kenyataannya isi dari gerbong tersebut bisa saja berbeda dari yang sudah ditetapkan.

Demikian atas sedikit pencerahannya. Terimakasih.

Tuesday, December 16, 2008

Did You Know ?

Sekedar untuk menambah pengetahuan tentang kereta api di Indonesia. Tahukah anda bahwa :

- Ada 5 ukuran lebar sepur (jarak antara sisi dalam rel dengan rel satunya) yang pernah digunakan di Indonesia sejak jaman Hindia Belakanda hingga saat ini, yaitu : 1.435mm (NISM), 1.188mm (BTM), 1.067 (SS), 750mm (ASS), dan 600mm (SS).

- Upacara pembangunan jalur rel pertama dilakukan pada tanggal 7 juni 1864 di desa Kemijen (Semarang), pencangkulan tanah pertama dilakukan oleh Mr. J.A.J Baron Sloet van Beele.

- Tanggal 10 Agustus 1867 lintas Kemijen – Tanggung sepanjang 25 Km dibuka untuk umum, ini merupakan jalur umum pertama yang dibuka di Indonesia.

- Jaringan rel Tanjung Priok – Jakarta dibuka pada tahun 1884.

- Jaringan rel Jakarta-Duri-Rangkasbitung-Cilegon-Anyerkidul dibuka pada tahun 1899.

- Jaringan rel Duri – Tangerang dibuka pada tahun 1900.

- Jalur Yogyakarta – Solo pernah memiliki 3 bentang rel pada tahun 1905, agar 2 macam kereta yang memiliki lebar sepur berbeda dapat melaluinya (1.067 mm dengan 1.435mm).

- Jaringan rel di pulau Madura mulai dibangun tahun 1896 oleh Madura Stoomtram Maatschappij (MSM).

- Jaringan rel di pulau Sulawesi selesai dibangun tahun 1922 dengan total jarak adalah 47 Km yang menghubungkan kota Ujung Pandang dengan Takalar.

- Stasiun tertinggi adalah stasiun Cikajang yang terletak 1.246 meter dari permukaan laut.

- Kereta api listrik pertama kali dioperasikan tanggal 6 April 1925 pada jalur Tanjung Priok – Jatinegara,

- Sejak tahun 1894 Jakarta – Surabaya mulai terhubung rel, dengan rute Jakarta-Bogor-Yogyakarta-Surakarta-Surabaya. Dan sejak tahun 1912 terhubung dengan rute Jakarta-Cirebon-Semarang-Bojonegoro-Surabaya.

- Jalur kereta pertama di Jakarta dibuka tahun 1871 dari Pasar Ikan ke Gambir, 1872 dari Gambir ke Jatinegara.

- Tanggal 31 Januari 1873 jalur Jatinegara – Bogor diresmikan, pembangunannya menghabiskan dana 3.193.700,00 Poundsterling.

- Rute Jakarta – Bogor dimulai dari stasiun Pasar Ikan, Jakarta Kota, Sawah besar, Pintu Air (Noordwijk), Gambir, Pegangsaan, Jatinegara, Pasar Minggu, Lenteng Agung, Pondok Cina, Depok, Citayam Bojong Gede, Cilebut dan berakhir di Bogor.

- Jembatan tertinggi adalah jembatan yang melalui lembah Cisomang. Tinggi permukaan rel ke dasar lembah sejauh 100m.

- Terowongan terpanjang adalah terowongan Wilhelmina sejauh 1.116 meter pada lintasan Banjar – Cijulang.


Sekian beberapa informasinya.


Source:
keretapi@yahooroups.com

Popular Posts