Thursday, July 30, 2009

Padang Story, Part-2

Steam Locomotive @ West Sumatra



Wisata kereta api dengan lokomotif uap yang dekat dengan kota Padang adalah berada di Sawahlunto. Lokomotif uap yang dipergunakan untuk menarik KA wisata ini adalah lok dengan seri E10 60, atau orang di Padang biasa menyebutnya dengan “Mak Itam”. Lokomotif ini dulunya pernah “tertidur” cukup lama di Jawa Tengah, tepatnya di dipo lokomotif uap Ambarawa. Setelah lokomotif tersebut diperbaiki dan dapat beroperasi dengan sempurna, maka kembali pulanglah dia ke kota asalnya. Semoga lokomotif ini tetap dapat dirawat dengan baik untuk dijadikan museum kereta api berjalan di wilayah Sumatera Barat.
Perjalanan KA uap ini berangkat dari stasiun Sawahlunto pada pukul 12 siang dengan tarif sebesar Rp 50.000,- (PP). Stasiun ini sebenarnya dapat ditempuh lebih dekat dari kota Padang jika menggunakan kendaraan pribadi. Namun jika anda berlokasi di sekitar Bukit Tinggi atau Padang Panjang, maka anda bisa menggunakan kereta api wisata dari stasiun Padang Panjang yang berangkat pada pukul 9.30 tetapi hanya berjalan reguler pada hari minggu atau hari libur dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Dan sampai di stasiun Sawahlunto KA uap ini sudah siap menunggu untuk melanjutkan perjalanan anda.

Jarak antara stasiun Sawahlunto hingga Muara Kalaban hanya sekitar 4 kilometer. Cukup dekat memang. Namun kenikmatan naik kereta uap ini sangatlah luar biasa. Seperti kembali melihat ke zaman dahulu, di saat Belanda masih menggunakan lokomotif ini untuk mengangkut hasil tambang batubara yang didapat dari Sawahlunto untuk dikirim ke Padang.



Di stasiun Muara Kalaban kereta ini tidak berhenti lama. Hanya menunggu langsiran si lokomotif uap tersebut untuk merubah posisinya kembali menuju ke stasiun sawahlunto. Dan juga sekaligus lokomotif diisi tambahan batubara yang telah tersedia di dalamnya.




Setelah rangkaian kereta api telah tersedia dengan sempurna, maka bersiaplah untuk berangkat kembali menuju stasiun Sawahlunto.






Tebalnya asap hitam dari lokomotif yang berbahan bakar batubara ini menyisakan bekas kepulan asap tebal yang pekat pada saat setelah melintasi terowongan antara Muara Kalaban dengan Sawahlunto. Terowongan yang cukup panjang, ditambah dengan lambannya kereta api berjalan sepanjang di dalam terowongan menimbulkan suasana yang sangat mengasyikkan. Asap lokomotif-pun akibatnya ikut masuk ke dalam kereta, dan seluruh penumpang yang ada pastilah merasakan aroma dari asap lokomotif berbahan bakar batubara tersebut.

Setelah sampai di stasiun Sawahlunto lokomotif E10 60 tak berlama-lama di emplasemen stasiun. Begitu terlepas dari rangkaian, lokomotif langsung dilangsir kembali untuk menuju tempat beristirahatnya sehari-hari yaitu di dalam dipo lokomotif Sawahlunto.




Meskipun lamanya waktu perjalanan kereta api dengan menggunakan lok uap ini hanya berkisar 1,5 jam pergi-pulang, namun suasana yang didapat sepanjang perjalanan sungguh luar biasa nikmatnya. Buat anda yang berminat silahkan segera mencobanya, dijamin tidak akan kecewa…
:) :)

No comments:

Popular Posts