Monday, December 22, 2008

Wagon Code

Tahukah anda bahwa kode gerobak barang sejak era SS hingga saat ini belum banyak mengalami perubahan, bahkan kondisi fisiknya-pun relatif sama seperti dulu. Hal ini dapat dilihat pada keterangan berikut foto-foto di bawah ini :

*Gerbong “G” (Gesloten) untuk memuat barang dan pintunya dapat ditutup.
*Gerbong “K” untuk memuat benda cair.
*Gerbong “P” (Plaat) untuk memuat barang yang bentuknya panjang.
*Gerbong “T” untuk memuat bahan bangunan yang atapnya dapat ditutup.
*Gerbong “V” (Vee) untuk memuat ternak.
*Gerbong “Y” untuk memuat bahan bangunan namun tanpa atap alias terbuka.
*Gerbong “Z” (Zand) untuk memuat pasir / bebatuan.

Note:
Masing-masing kode dibuat menjadi ganda jika gerbongnya memiliki 2 gandar dalam satu bogie, misalnya “PP”, “KK”.

Berikut ini beberapa foto yang dapat memperjelas fisik dari kode gerbong tersebut :

1. Kode “G”

GW pengangkut semen yang sedang berada di sekitar Roundhouse, Yogyakarta.














GL yang biasa mengangkut pupuk, namun sekarang digunakan untuk menyimpan drum-drum oli diloka pada dipo Jatinegara.















GR yang digunakan untuk mengangkut semen di Kutoarjo.














GR pengangkut pupuk di dalam bangunan Roundhouse.














GWru dengan tiga gandar yang digunakan untuk mengangkut semen di Banyuwangi, dimana saat ini gerbong dengan tiga gandar tersebut sudah menjadi barang langka.














GGW yang biasanya digunakan untuk angkutan barang cepat sedang di Cikampek.














GGW khusus untuk PT Pusri yang sedang bongkar muat di Purwokerto Timur.
















2. Kode “K”

KKBW kosongan di Pekalongan biasanya mengangkut batu balas / kricak.














KKBW kosongan di Tanjung Karang yang akan mengambil batubara.














KKRU pengangkut BBM di Cilacap.














KKW pengangkut BBM di Tegal.














KR yang biasanya membawa avtur sedang di Kutoarjo.















3. Kode “P”

PPCW yang memiliki dua model, yaitu dengan permukaan berbentuk rangka (khusus angkutan kontainer) dan permukaan datar penuh (lebih variatif muatannnya) seperti pada lanjutan foto di bawah ini:














PPCW yang diisi oleh muatan kontainer di Pasoso.














PPCW yang dimuat oleh batangan rel kereta api di Sentolo.















4. Kode “T”

TTW kosongan di Madiun















5. Kode “V”

VW kosongan di sekitar Cipinang, menjelang saat-saat terakhir dinasnya sebelum seluruhnya dirucat.
















6. Kode “Y”

YW sedang mengangkut kricak di Bangil.














YYW yang berisi pasir kwarsa di Gumilir.




















7. Kode “Z”

ZZOW kosongan yang sedang menanti tugasnya di Merak.














Selain kode tersebut, ada juga kode satu huruf yang terdapat di belakangnya. Satu huruf ini adalah menunjukkan sistem pengereman (abar) yang digunakan pada gerbong tersebut. Berikut ini beberapa contohnya ;
“W” : gerbong tersebut dilengkapi dengan peralatan rem udara tekan.
“R” : gerbong tersebut dilengkapi dengan peralatan abar tangan.
“L” : gerbong tersebut menggunakan abar hampa dan abar tangan.

Walaupun secara teori sudah ada ketentuan penggunaan untuk apakah nantinya gerbong tersebut akan diisi, namun pada kenyataannya isi dari gerbong tersebut bisa saja berbeda dari yang sudah ditetapkan.

Demikian atas sedikit pencerahannya. Terimakasih.

Tuesday, December 16, 2008

Did You Know ?

Sekedar untuk menambah pengetahuan tentang kereta api di Indonesia. Tahukah anda bahwa :

- Ada 5 ukuran lebar sepur (jarak antara sisi dalam rel dengan rel satunya) yang pernah digunakan di Indonesia sejak jaman Hindia Belakanda hingga saat ini, yaitu : 1.435mm (NISM), 1.188mm (BTM), 1.067 (SS), 750mm (ASS), dan 600mm (SS).

- Upacara pembangunan jalur rel pertama dilakukan pada tanggal 7 juni 1864 di desa Kemijen (Semarang), pencangkulan tanah pertama dilakukan oleh Mr. J.A.J Baron Sloet van Beele.

- Tanggal 10 Agustus 1867 lintas Kemijen – Tanggung sepanjang 25 Km dibuka untuk umum, ini merupakan jalur umum pertama yang dibuka di Indonesia.

- Jaringan rel Tanjung Priok – Jakarta dibuka pada tahun 1884.

- Jaringan rel Jakarta-Duri-Rangkasbitung-Cilegon-Anyerkidul dibuka pada tahun 1899.

- Jaringan rel Duri – Tangerang dibuka pada tahun 1900.

- Jalur Yogyakarta – Solo pernah memiliki 3 bentang rel pada tahun 1905, agar 2 macam kereta yang memiliki lebar sepur berbeda dapat melaluinya (1.067 mm dengan 1.435mm).

- Jaringan rel di pulau Madura mulai dibangun tahun 1896 oleh Madura Stoomtram Maatschappij (MSM).

- Jaringan rel di pulau Sulawesi selesai dibangun tahun 1922 dengan total jarak adalah 47 Km yang menghubungkan kota Ujung Pandang dengan Takalar.

- Stasiun tertinggi adalah stasiun Cikajang yang terletak 1.246 meter dari permukaan laut.

- Kereta api listrik pertama kali dioperasikan tanggal 6 April 1925 pada jalur Tanjung Priok – Jatinegara,

- Sejak tahun 1894 Jakarta – Surabaya mulai terhubung rel, dengan rute Jakarta-Bogor-Yogyakarta-Surakarta-Surabaya. Dan sejak tahun 1912 terhubung dengan rute Jakarta-Cirebon-Semarang-Bojonegoro-Surabaya.

- Jalur kereta pertama di Jakarta dibuka tahun 1871 dari Pasar Ikan ke Gambir, 1872 dari Gambir ke Jatinegara.

- Tanggal 31 Januari 1873 jalur Jatinegara – Bogor diresmikan, pembangunannya menghabiskan dana 3.193.700,00 Poundsterling.

- Rute Jakarta – Bogor dimulai dari stasiun Pasar Ikan, Jakarta Kota, Sawah besar, Pintu Air (Noordwijk), Gambir, Pegangsaan, Jatinegara, Pasar Minggu, Lenteng Agung, Pondok Cina, Depok, Citayam Bojong Gede, Cilebut dan berakhir di Bogor.

- Jembatan tertinggi adalah jembatan yang melalui lembah Cisomang. Tinggi permukaan rel ke dasar lembah sejauh 100m.

- Terowongan terpanjang adalah terowongan Wilhelmina sejauh 1.116 meter pada lintasan Banjar – Cijulang.


Sekian beberapa informasinya.


Source:
keretapi@yahooroups.com

Sunday, November 23, 2008

DATA TEKNIK LOKOMOTIF D 300

> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 7384 mm
3 Jarak antara alat perangkai 9274 mm
4 Lebar badan (body) 2700 mm
5 Tinggi maksimum 3650 mm
6 Jarak gandar 4500 mm
7 Jarak antar pivot -
8 Diameter roda penggerak 904 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 760 mm

> BERAT
1 Berat kosong 32 ton
2 Berat siap 34 ton
3 Berat Adhesi 34 ton

> MOTOR DIESEL
1 Tipe -
2 Jenis -
3 Daya Mesin 340 HP
4 Daya ke Generator/Converter 305 HP

> MOTOR TRAKSI/CONVERTER
1 Jumlah motor traksi 1
2 Tipe motor traksi Fried Krupp 2W1L1 - 15

> PERFORMANSI
1 Kecepatan maksimum 50 km/jam
2 Gaya tarik maksimum (adhesi) 7140 kgf
3 V min kontinyu -
4 Jari-jari lengkung terkecil 80 m

> Kapasitas
1 Bahan bakar 1050 lt
2 Minyak pelumas 90 lt
3 Air pendingin 225 lt
4 Pasir 300 lt
5 Minyak transmisi 150 lt

> Lain-lain
1 Sistem rem -
2 Tipe kompresor Erhard S Schmer Westinghouse ISO-105

DATA TEKNIK LOKOMOTIF D 301

> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 7370 mm
3 Jarak antara alat perangkai 8980 mm
4 Lebar badan (body) 2700 mm
5 Tinggi maksimum 3650 mm
6 Jarak gandar 4500 mm
7 Jarak antar pivot -
8 Diameter roda penggerak 904 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 760 mm

> BERAT
1 Berat kosong 26.6 ton
2 Berat siap 28 ton
3 Berat Adhesi 28 ton

> MOTOR DIESEL
1 Tipe -
2 Jenis -
3 Daya Mesin 340 HP
4 Daya ke Generator/Converter 305 HP

> MOTOR TRAKSI/CONVERTER
1 Jumlah motor traksi 1
2 Tipe motor traksi Fried Krupp 2W1L4 - 15

> PERFORMANSI
1 Kecepatan maksimum 50 km/jam
2 Gaya tarik maksimum (adhesi) 5880 kgf
3 V min kontinyu 5 km/jam
4 Jari-jari lengkung terkecil 80 m

> Kapasitas
1 Bahan bakar 1050 lt
2 Minyak pelumas 90 lt
3 Air pendingin 225 lt
4 Pasir 300 lt
5 Minyak transmisi 150 lt

> Lain-lain
1 Sistem rem -
2 Tipe kompresor Erhard S Schmer Westinghouse ISO-105

Friday, November 21, 2008

KLB Bogie

Pada pagi hari ini, Jum’at tanggal 21 November 2008, merupakan hari yang menyebalkan sekaligus juga mengesankan. Berangkat dari gerbang tol Kebon Jeruk mau ke Tanjung Priok beruntung sekali dapat bis PRIMAJASA yang masih mulus sekali dan interiornya cukup bagus serta AC-nya dingin (biasanya dapetnya kalo nggak bis AJA ya ARIMBI). Sehingga berasa nyaman sepanjang perjalanan. Namun setelah sampai di Tanjung Priok tiba-tiba orang yang gue cari ternyata malah gak ada di tempat. Wah, jadi bt juga nih udah jauh-jauh berangkat koq malah gak ketemu.

Akhirnya gue juga gak mau pusing lah, daripada nungguin dengan waktu yang gak jelas mending langsung aja berangkat ke tempat tongkrongan favorit yaitu dipo JNG. Berangkat dari Tanjung Priok dengan menggunakan bis Patas 43, jurusan Tanjung Priok – Cililitan. Bisnya ngeblong abis-abisan, ditambah suara klakson yang terus menerus sehingga mobil di depannya pada miggir semua. Dan sampailah di Jatinegara, turun di atas jembatan rel kereta api langsung menuju dipo.

Pada saat jalan kaki melewati stasiun Jatinegara tak disangka ternyata ada KLB Bogie yang sedang lewat dari Manggarai, kemudian BLB terlebih dahulu di spoor 3 stasiun Jatinegara. Gak tanggung-tanggung, yang nyusul dua kereta sekaligus yaitu KA Patas Purwakarta dan KA Parahyangan. Ya sudah, mulailah hunting foto di sekitar stasiun tersebut. Sekalian juga tanya ke masinisnya mo kemana KLB ini, dan dia bilang mo dikirm ke INKA, Madiun. Bogie-bogie tersebut diletakkan di atas gerbong PPCW dengan satu gerbong PPCW dapat memuat sebanyak 3 bogie. Kemudian rangkaian KLB Bogie ditarik oleh lokomotif CC20173R.

Dan seperti biasa kereta api apapun yang sedang berhenti di stasiun Jatinegara, selalu ada saja “kambing” yang ikut. Gak cuma kereta penumpang yang dinaiki, gerbong PPCW pun ikut juga ditumpangin ;))






Setelah cukup lama BLB di Jatinegara, KLB Bogie pun siap diberangkatkan.
Selamat jalan KLB Bogie….







Dan gue pun kembali bergegas untuk ke dipo JNG sekalian istirahat dan sholat Jum’at. Setelah maen-maen dari dipo, gue mo balik lagi ke Tanjung Priok naek Patas 43 lagi. Pas lagi lewat stasiun, eh ternyata ada kereta penolong yang abis pulang dinas ditarik sama dua lok sekaligus. Gak tau juga nih abis ada kejadian apaan tadi yah…

Udah gitu naek lah gue ke atas jembatan rel KA, eh ada lagi rangkaian KA Batubara yang sedang membawa kosongan untuk ngambil batubara di Cigading, Merak.

Demikianlah cerita gue dari jalan-jalan iseng ini, yah lumayanlah dapetin momen yang cukup bagus dan bisa menghibur diri gue sendiri, haha.... ;) ;) ;)

Wednesday, November 12, 2008

DATA TEKNIK LOKOMOTIF BB 306

> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body -
3 Jarak antara alat perangkai 10150 mm
4 Lebar badan (body) 2800 mm
5 Tinggi maksimum 3690 mm
6 Jarak gandar 2200 mm
7 Jarak antar pivot -
8 Diameter roda penggerak 914 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai -

> BERAT
1 Berat kosong 37.5 ton
2 Berat siap 40 ton
3 Berat Adhesi 40 ton

> MOTOR DIESEL
1 Tipe MTU 8 V 396 TC 12
2 Jenis 4 langkah, turbocharger
3 Daya Mesin 857 HP
4 Daya ke Generator/Converter 802 HP

> MOTOR TRAKSI/CONVERTER
1 Jumlah motor traksi 1
2 Tipe motor Voith 6 4 R 42 U 2

> PERFORMANSI
1 Kecepatan maksimum 75 km/jam
2 Gaya tarik maksimum (adhesi) 8400 kgf
3 V min kontinyu 10.6 km/jam
4 Jari-jari lengkung terkecil 80 m

> Kapasitas
1 Bahan bakar 1600 lt
2 Minyak pelumas 446 lt
3 Air pendingin 315 lt
4 Pasir -
5 Minyak transmisi 235 lt

> Lain-lain
1 Sistem rem Udara tekan, parkir
2 Tipe kompresor Knorr VV 450/150 - 3

Monday, November 10, 2008

Bogor-Sukabumi in the middle of 2005

Pada pertengahan tahun 2005 saya bersama Saleh, Indra Krisna & Pak Djoko (UNIKA Semarang) beserta beberapa kru dari PT. KA mencoba menelusuri jalur di lintas antara stasiun Bogor hingga Sukabumi dengan menggunakan lori. Pemberangkatan dilakukan pada pagi hari dari stasiun Bogor sekitar pukul 07.30, dan siang harinya barulah sampai di stasiun Sukabumi. Kamipun tdk dapat berlama2 di stasiun Sukabumi, dan harus segera kembali ke Bogor dikarenakan pada sore harinya KRD tujuan Sukabumi harus sudah diberangkatkan dari Bogor. Sementara sepanjang stasiun Bogor-Sukabumi tdk ada tempat yang layak untuk bersilang antara KRD dengan lori tersebut.

Disaat sedang menggunakan lori ini, adalah juga merupakan saat-saat terakhir dimana KRD jurusan Bogor-Sukabumi ini akan segera mengakhiri masa dinasnya. Banyak sekali alasan kenapa KRD Bogor-Sukabumi ini harus "mati" untuk sementara waktu, diantaranya:
* Kondisi KRD itu sendiri yang sudah tidak layak beroperasi.
* Kondisi rel sepanjang jalur itu sendiri yang sudah sangat memprihatinkan.
* Belum lagi beberapa kondisi pemukiman padat penduduk yang sangat rapat sekali dengan rel.
Sehingga mungkin hal inilah yang dijadikan pertimbangan oleh PT KA untuk menonaktifkan jalur tersebut.

Namun untuk saat ini mungkin kita bisa sedikit bergembira, karena akan ada kabar baik untuk jalur tersebut dimana akan diaktifkannya kembali lintas Bogor-Sukabumi di penghujung tahun 2008 ini.

Berikut ini foto beberapa stasiun sepanjang Bogor hingga Sukabumi:

1. Batutulis











2. Maseng











3. Cigombong











4. Cicurug











5. Parungkuda











6. Cibadak











7. Karangtengah











8. Cisaat











9. Sukabumi











Dan setelah di Sukabumi ada hal yang menarik disini, yaitu mengikuti proses pemutaran si lori tersebut di ujung emplasemen stasiun Sukabumi.


Demikian sedikit cerita hasil dari jalan-jalan dengan menggunakan lori milik PT KA.


Monday, November 3, 2008

DATA TEKNIK LOKOMOTIF BB 305 (JENBACH)


> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 10100 mm
3 Jarak antara alat perangkai 11150 mm
4 Lebar badan (body) 2740 mm
5 Tinggi maksimum 3700 mm
6 Jarak gandar 2000 mm
7 Jarak antar pivot 2000 mm
8 Diameter roda penggerak 5700 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 775 mm

> BERAT
1 Berat kosong 33.7 ton
2 Berat siap 35 ton
3 Berat Adhesi 35 ton

> MOTOR DIESEL
1 Tipe NRTD-6-B1, Komatsu - Cummins
2 Jenis 4 langkah
3 Daya Mesin 335 HP
4 Daya ke Generator/Converter 320 HP

> MOTOR TRAKSI/CONVERTER
1 Jumlah motor traksi 1
2 Tipe motor Twindisc Niigata, TDN 22 - 2002

> PERFORMANSI
1 Kecepatan maksimum 50 km/jam
2 Gaya tarik maksimum (adhesi) 7350 kgf
3 V min kontinyu 5.5 km/jam
4 Jari-jari lengkung terkecil 80 m

> Kapasitas
1 Bahan bakar 1000 lt
2 Minyak pelumas -
3 Air pendingin -
4 Pasir 250 lt
5 Minyak transmisi -

> Lain-lain
1 Sistem rem Udara tekan, parkir
2 Tipe kompresor Westinghouse type C-1200

DATA TEKNIK LOKOMOTIF BB 305 (CFD)


> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body -
3 Jarak antara alat perangkai 12780 mm
4 Lebar badan (body) 2870 mm
5 Tinggi maksimum 3500 mm
6 Jarak gandar 2200 mm
7 Jarak antar pivot 6000 mm
8 Diameter roda penggerak 914 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 770 mm

> BERAT
1 Berat kosong 48 ton
2 Berat siap 52 ton
3 Berat Adhesi 52 ton

> MOTOR DIESEL
1 Tipe MTU 12 V 652 TB 11
2 Jenis 4 langkah, turbocharger
3 Daya Mesin 1550 HP
4 Daya ke Generator/Converter 1410 HP

> MOTOR TRAKSI/CONVERTER
1 Jumlah motor traksi 1
2 Tipe motor Voith L 720 r U 2

> PERFORMANSI
1 Kecepatan maksimum 120 km/jam
2 Gaya tarik maksimum (adhesi) 10920 kgf
3 V min kontinyu 20 km/jam
4 Jari-jari lengkung terkecil 80 m

> Kapasitas
1 Bahan bakar 2900 lt
2 Minyak pelumas 165 lt
3 Air pendingin 750 lt
4 Pasir 100 lt
5 Minyak transmisi 350 lt

> Lain-lain
1 Sistem rem Udara tekan, parkir
2 Tipe kompresor 243 VC 78

Tuesday, October 14, 2008

KA Kelas Ekonomi

Berikut ini adalah beberapa profil mengenai kereta api untuk kelas ekonomi :


BENGAWAN

Kereta api Bengawan merupakan kereta api kelas ekonomi yang melayani pemerjalanan antara Jakarta – Solo. Kereta ini diberangkatkan dari stasiun Tanah Abang pada malam hari selepas magrib dengan tujuan stasiun Solo Jebres. Yang menarik dari KA Bengawan ini adalah pada saat tiba di stasiun Purwosari, maka penumpang yang mau melanjutkan perjalanan menuju Wonogiri diperkenankan untuk turun disini dan dapat dilanjutkan dengan mengganti kereta yang sudah dipersiapkan sebelumnya, yaitu KA Feeder Wonogiri. Dan KA Bengawan pun kembali melanjutkan perjalannya menuju stasiun Solo Jebres.

Begitu juga sebaliknya, KA Fedeer dari Wonogiri akan kembali membawa penumpangnya yang akan menuju ke Jakarta hingga di stasiun Purwosari. Begitu KA Bengawan tiba dari Solo, maka ikutlah para penumpang tersebut ke dalam rangkaian KA Bengawan.

BRANTAS

Kereta api Brantas adalah kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api dengan koridor Jakarta – Kediri yang merupakan kelas ekonomi, dimana pemberangkatan awal dari Jakarta pada sore hari terdapat pada stasiun Tanah Abang. Adapun tempat stasiun yang disinggahinya adalah Cirebon Prujakan, Tegal, Pekalongan, Semarang Poncol, Gundih, Solo Jebres, Sragen, Madiun, Nganjuk, Kertosono hingga Kediri.

FEEDER PURWOREJO

Kereta Feeder Purworejo adalah satu-satunya pemakai jalur antara Stasiun Kutoarjo hingga Stasiun Purworejo. Setiap harinya kereta ini hanya membawa 2 kereta dan kadang kala hanya 1. Hal ini dikarenakn jumlah penumpang yang relatif sedikit.

KA Feeder ini diberangkatkan dari stasiun Kutoarjo pada waktu pagi dan sore hari. Di saat menjelang Subuh, rangkaian ini telah siap di stasiun Kutoarjo pada jalur 1 dengan menggunakan lokomotif BB300. Saat KA Sawunggalih tiba dari Jakarta, barulah KA Fedeer ini berangkat sambil membawa sebagian penumpang KA Sawunggalih menuju stasiun Purworejo. Kemudian dari Purworejo menjemput penumpang yang akan berangkat ke stasiun Kutoarjo, untuk kemudian dilanjutkan dengan menggunakan KA Sawunggalih Pagi, ataupun KA Ekonomi Kutojaya Selatan. Begitu pula sebaliknya pada sore harinya, dimana KA Fedeer ini akan menjemput penumpang di purworejo yang akan menuju kutoarjo yang mau melanjutkan perjalanan dengan KA Sawunggalih Malam, ataupun KA Ekonomi Kutojaya Selatan.

FEEDER WONOGIRI

Kereta api Bengawan Wonogiri sering disebut “kereta Feeder”. Kereta Feeder adalah satu-satunya pemakai jalur antara Stasiun Purwosari hingga Stasiun Wonogiri. Setiap harinya kereta ini hanya membawa 2 gerbong, kadang kala hanya 1. karena jumlah penumpang yang sangat minim. Jalur kereta api Solo-Wonogiri melintasi jalan protokol Jl. Slamet Riyadi, Solo. Setiap hari kereta ini melayani penumpang yang berangkat dari Stasiun Purwosari. Jam keberangkatan kereta ini tidak tetap karena harus menunggu kereta api Ekonomi Bengawan dari Jakarta. Biasanya kereta Feeder berangkat dari Stasiun Purwosari antara pukul 08.00-09.30. Laju kecepatan kereta ini juga dibatasi.

Ketika berada di dalam kota antara Stasiun Purwosari sampai Stasiun Solo Kota batas maksimum adalah 20 km/jam. Ketika sudah keluar dari Stasiun Solo Kota kecepatan mulai dinaikkan, tetapi kecepatan kereta ini tidak bisa diharapkan sampai 60 km/jam karena rel yang digunakan bukan rel jenis 40 (yang digunakan di jalur Jakarta-Surabaya. Kereta feeder ini sering kecelakaan. Banyak penyebab kecelakaan ini karena kurangnya disiplin lalu lintas.

Banyak kendaraan yang meremehkan kereta ini yang berakhir dengan tabrakan. Pada tahun 2006 terjadi 2 kali kecelakaan kereta. Pertama terjadi di dekat Solo Grand Mall. Sebuah mobil ingin mendahului kereta ini yang sedang berjalan, kemudian yang kedua di dekat Polwil Surakarta. Kereta Feeder berhenti di Stasiun Purwosari, Stasiun Solo Kota, Stasiun Sukoharjo, Stasiun Pasar Nguter-Sukoharjo, dan Stasiun Wonogiri

ARGO PEUYEM

Kereta api jalur Ciroyom-Cianjur-Lampegan adalah rangkaian kereta api ekonomi 2 gerbong yang ditarik oleh sebuah lokomotif berjenis BB301. Warga sekitar biasa menyebutnya dengan Argo Peuyem.

Kereta ekonomi ini berangkat dari Stasiun Kereta Api Ciroyom Bandung setiap hari menuju Cianjur sampai Lampegan dengan rute 2x sehari. Pagi hari pada pukul 7.50, dan sore hari pukul 17.30 WIB. Melintasi jalur yang sebelumnya dipergunakan oleh Kereta Api Jurusan Andir (Bandung) - Sukabumi, kereta ini melewati beberapa stasiun kecil, dan waktu tempuh hingga 3 jam. Sebelumnya, jalur ini merupakan jalur yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kota Sukabumi, namun karena terowongan Lampegan yang berada diantara Cianjur dan Sukabumi runtuh pada 8 Februari 2001, maka jalur Bandung-Sukabumi pun ditutup. Meskipun saat ini Terowongan Lampegan sudah selesai direnovasi dan siap untuk dipakai, namun tidak ada kejelasan apakah Jalur Bandung-Sukabumi akan dihidupkan kembali. Bahkan, yang lebih menyedihkan, sejak April 2006, Stasiun Sukabumi "mati suri", karena KRD yang menghubungkan Sukabumi-Bogor tidak dioperasikan kembali.

Kereta Api ini melewati beberapa stasiun kecil, diantaranya Padalarang, Cimahi, Cianjur, Tagog Apu, Cipatat, Cipeuyeum, Cilaku, Sindang Resmi, Gunung Manik dan Lampegan.
Pemandangan selama perjalanan yang sangat indah, antara Cianjur hingga Lampegan, sebetulnya berpotensi menjadikan jalur ini menjadi jalur wisata. Hanya saja, gerbong ekonomi yang dipakai sudah sangat tidak layak, selain sudah tua, kondisi gerbongnya sangat menyedihkan. Kotor, bau, dan berbagai hal lainnya yang tidak membuat nyaman ada pada gerbong-gerbong ini.
Harga karcis bervariasi tergantung tujuan akhir mulai dari Rp 1.500,- sampai Rp 2.500,-. Cukup murah, jika dibandingkan dengan ongkos yang harus dikeluarkan jika kita memakai angkutan kota/bis dari Bandung menuju Cianjur yang bisa mencapai Rp 15.000,-

GAYA BARU MALAM

Kereta api Gaya Baru Malam adalah merupakan salah satu legendaris dari kereta ekonomi di era tahun 70-an, dimana KA ini melayani koridor Jakarta – Surabaya. Saat ini KA Gaya Baru Malam berangkat dari stasiun Jakarta Kota pada siang hari sekitar pukul 12.00, dan berhenti utk untuk mengangkut penumpang di stasiun Pasar Senen, Jatinegara hingga Bekasi.

Dahulu KA ini terbagi dua macam yaitu Gayabarumalam Utara relasi Pasar Senen – Surabaya Turi, dan Gayabarumalam Pasar Senen – Surabaya Gubeng. Dan dulu yang menarik rangkaian ini adalah BB301. Namun seiring dengan berajalannya KA Gayabarumalam Utara pun akhirnya dihapus. Dan sampai ini hanya tinggal KA Gayabarumalam Selatan yang tetap setia mengantar penumpang menuju Surabaya, dengan melewati Cirebon, Purwokerto, Kroya, Kutoarjo, Lempuyangan, Solo Jebres, Madiun, Kertosono, Jombang, Wonokromo, Gubeng, hingga berakhir di stasiun Surabaya Kota (Semut).

KAHURIPAN

Kereta api Kahuripan adalah salah satu rangkaian kereta api kelas ekonomi yang melayani rute Padalarang – Kediri. Berangkat dari stasiun Padalarang pada malam hari, dan akan tiba di stasiun Kediri pada siang keesokan harinya. Jalur yang yang dilintasinya adalah sepanjang sisi selatan pulau Jawa, dan di Kertosono yang merupakan jalur cabang akan berpisah menuju ke Kediri.


KERTAJAYA

Rangkaian kereta api Kertajaya adalah rangkaian kereta kelas ekonomi unggulan dengan relasi Jakarta (Pasar Senen) – Surabaya (Pasar Turi). KA Kertajaya ini sepanjang perjalanannya adalah melintasi jalur utara pulau jawa. Berangkat dari stasiun Pasar Senen di sore hari, dan menjelang pagi sudah masuk ke kota Surabaya. Perjalanan yang relatif cepat untuk KA kelas ekonomi ini.

Stasiun yang disinggahinya antara lain: Cirebon Prujakan, Tegal, Pekalongan, Semarang Poncol, Cepu, Bojonegoro, Babat, Lamongan hingga Surabaya Pasar Turi.

KUTOJAYA SELATAN

KA Kutojaya Selatan adalah kereta api kelas ekonomi yang melayani koridor Bandung – Kutoarjo. Berangkat pada pagi hari dari stasiun Kutoarjo sampai di stasiun Kiara Condong sore harinya. Kemudian pada malam harinya rangkaian tersebut langsung diberangkatkan kembali dari Kiara Condong, Bandung menuju Kutoarjo.


KUTOJAYA UTARA

KA Kutojaya Utara adalah kereta api kelas ekonomi yang melayani koridor Jakarta – Kutoarjo. Berangkat pada pagi hari dari stasiun Tanah Abang (melewati Manggarai dan Jatinegara) sampai di stasiun Kutoarjo sore harinya. Kemudian pada malam harinya rangkaian tersebut langsung diberangkatkan kembali menuju Tanah Abang, Jakarta.

LOGAWA

Logawa adalah salah satu rangkaian kereta api kelas ekonomi unggulan yang melayani rute Jember-Purwokerto yang kemudian diteruskan hingga ke Cilacap dengan bantuan lokomotif Feeder.

Stasiun pemberhentian kereta api ini antara lain Probolinggo, Pasuruan, Bangil, Sidoarjo, Wonokromo, Surabaya Gubeng, Surabaya Kota, diteruskan ke Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Sragen, Solo Jebres, Klaten, Lempuyangan, Wates, Kutoarjo, Kebumen, Gombong, Kroya, dan dari Purwokerto diteruskan ke Cilacap. Pemerjalanan kereta api ini hanya dilakukan pada siang hari.

MATARMAJA

Matarmaja adalah kereta api ekonomi jurusan Malang-Jakarta. Namanya merupakan akronim dari nama-nama kota yang dilewati, yaitu Malang, Blitar, Madiun, dan Jakarta Pasar Senen.





ODONG-ODONG

Rangkaian kereta api kelas ekonomi yang berangkat dari stasiun Jakarta Kota ini ada dua macam tujuan akhirnya. Ada yang hanya sampai stasiun Karawang saja dan ada yang sampai stasiun Purwakarta (ada juga rangkaian yang menginap). Kereta api yang satu ini sampai saat ini memang tidak / belum ada namanya, namun biasanya PPKA disetiap stasiun menyebutnya dengan KA ekonomi yang berhenti di setiap stasiun. Hanya masyarakat sekitar lah yang entah kenapa yang menjulukinya sebagai si KA Odong-odong.

Kereta api ini berjalan dari stasiun Jakarta Kota – Purwakarta (PP) dan berhenti di setiap stasiun yang disinggahinya. Lama perjalanan KA ini cukup memuaskan, jika berangkat dari stasiun Jakarta Kota jam 9 pagi menuju ke Purwakarta, makan akan sampai di Jakarta Kota kembali bisa sekitar jam 3 atau jam 4 sore.

PANDAN WANGI (JR–BW)

Kereta api Pandan Wangi adalah kereta api kelas ekonomi di wilayah daop IX yang melayani koridor antara Jember – Banyuwangi. Berangkat dari stasiun Jember sekitar jam 15.00 dan sampai di stasiun Banyuwangi sekitar jam 18.00 lewat. Kemudian pada esok pagi harinya KA Pandan Wangi akan berangkat kembali lagi ke stasiun Jember.


PASUNDAN

Rangkaian kereta api Pasundan merupakan kereta api kelas ekonomi yang mempunyai relasi antara Bandung (Kiara Condong) – Surabaya Gubeng. KA Pasundan diberangkatkan dari stasiun Kiara Condong pada pagi hari, dan baru akan tiba si stasiun Surabaya Gubeng sekitar tengah malam. Kemudian pada esok paginya rangkaian ini akan kembali diberangkatkan lagi menuju Bandung.

PATAS MERAK

Rangkaian kereta api kelas ekonomi yang melayani koridor Jakarta Kota hingga Merak untuk saat ini adalah KA Ekonomi Patas Merak yang berangkat pada pagi hari dari stasiun Jakarta Kota. Dahulu sempat ada rangkaian kelas bisnis & eksekutif yang bernama Merak Jaya, kemudian menurun menjadi kelas bisnis saja. Hingga akhirnya KA Merak Jaya menghilang dari jalur peredarannya.

PENATARAN

Kereta api Penataran adalah kereta api ekonomi yang dioperasikan oleh PT Kereta Api (Persero) yang melayani rute Surabaya-Blitar lewat Malang. Uniknya, sesampai di Stasiun Blitar, kereta ini berganti nama menjadi Rapih Dhoho yang melanjutkan perjalanan kembali menuju Surabaya lewat Kertosono.

Nama Penataran diambil dari nama candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di Kabupaten Blitar.

PROGO

Kereta api kelas ekonomi untuk tujuan Lempuyangan, Yogyakarta adalah KA Progo. Berangkat dari Pasar Senen, Jakarta pada malam hari, dan biasanya sampai Lempuyangan matahari telah bersinar terang. KA Progo adalah KA Ekonomi yang paling terakhir berangkat dari Jakarta yang melintasi jalur selatan



RAPIH DHOHO

Kereta api Rapih Dhoho adalah kereta api ekonomi yang dioperasikan oleh PT Kereta Api (Persero) dengan rute Blitar-Surabaya Kota lewat Kertosono dan sebaliknya. Uniknya, sesampai di Stasiun Blitar, kereta ini berganti nama menjadi Penataran dengan rute Blitar-Surabaya Kota lewat Malang. Di Stasiun Kertosono, rangkaian kereta api ini harus berbalik arah (langsir), lalu ke selatan (Blitar) atau timur (Surabaya).
Nama Dhoho diambil dari sebuah nama kerajaan di Kediri, yaitu Dhaha.

SERAYU

Kereta api Serayu merupakan kereta api kelas ekonomi unggulan yang melayani pemerjalanan Jakartakota-Kroya, dijalankan dua kali sehari (siang dan malam). Kereta api Serayu juga dikenal dengan nama Citra Jaya.

Stasiun pemberhentian kereta api ini antara lain Jatinegara, Bekasi, Karawang, Cikampek, Purwakarta, Padalarang, Kiaracondong, Cibatu, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Sidareja, Gandrungmangun, Kawunganten, Jeruklegi, Maos, Sikampuh dan Kroya.

SRI TANJUNG

Sri Tanjung adalah salah satu rangkaian kereta api kelas ekonomi unggulan yang melayani rute Banyuwangi-Lempuyangan.
Kereta api ini berhenti di stasiun Kalibaru, Kalisat, Jember, Probolinggo, Pasuruan, Bangil, Sidoarjo, Wonokromo, Surabaya Gubeng, Surabaya Kota, diteruskan ke Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Sragen, Solo Jebres, Klaten, dan terakhir Lempuyangan.

TAWANG JAYA

KA Tawang Jaya adalah merupakan kereta api kelas ekonomi yang melayani koridor Jakarta – Semarang. Berangkat dari stasiun Pasar Senen adalah pada malam hari, dan merupakan kereta api terakhir yang berangkat dari Jakarta dengan melintasi jalur utara, hingga terakhir berhenti di stasiun Semarang Poncol menjelang pagi hari.

TEGAL ARUM

Kereta api kelas ekonomi yang melayani jalur dari Jakarta hingga Tegal. KA Tegal Arum berangkat dari stasiun Jakarta Kota dan berhenti di setiap stasiun hingga sampai pada stasiun Tegal. Jika ingin puas menikmati perjalanan kereta api yang cukup panjang dengan yang banyak berhentinya, bisa menggunakan kereta ini. Rangkaian KA ini biasanya menggunakan rangkaian dari bekas KA Tawang Jaya.

Popular Posts